Mengeluarkan memang selalu melegakan, walaupun mendapatkan selalu terasa menyenangkan. Apalah jadinya rumah kalau sampah seminggu ngga dibuang? Apalah rasanya perut kalau sisa-sisa pencernaan ngga dikeluarkan?
Mengeluarkan harta untuk zakat atau sedekah selalu melegakan, walaupun memang gajian atau dapet jatah uang bulanan selalu menyenangkan. Mengeluarkan uneg-uneg dengan berbagi cerita memang melegakan, walaupun mendengarkan lebih berpeluang kita mendapat pengetahuan. Mengeluarkan sisa-sisa pencernaan memang melegakan, walaupun makan selalu menyenangkan (kecuali lo lagi kekenyangan). Berdoa sampai nangis-nangis selalu melegakan, kali ini ngga pake walaupun :)
Memang udah kodratnya manusia ngga bisa menampung segala. Mendapatkan harus diiringi dengan mengeluarkan. Baiknya Allah, Pencipta kita dan semesta, yang ngga nambah beban manusia buat melakukan semua seleksi apa yang harus dikeluarkan. Ngitung zakat aja udah puyeng, apalagi ditambah suruh ngitung berapa CO2 yang harus dikeluarkan tiap hembusan nafas, atau ngitung zat apa aja dan berapa kadarnya dari sisa pencernaan yang harus dikeluarkan. Masih lo pikir hidup ini berjalan gitu aja, semuanya hukum alam dan ga pake ada yang ngatur? Bisa-bisanya!
Kosan Aki Agus, Rabu terakhir di bulan Maret (aarrggghh puyeng gw kalo inget tanggal),
Rahma, yang makan ngga enak dan selalu begah karena sisa pencernaan ngga bisa dikeluarkan. Hey, bukankah hikmah dan inspirasi bisa dari mana aja? *mesem*