Ide tulisan ini udah lamaaaaaa banget pengen gw share sampe
akhirnya gw lupa kalo mau nulis tentang hal penting ini. Well, I give you a
clue: campus. What? You want another clue? Awrite I give you another one:
extracurricular. You got it? :d
Di sekolah dulu, istilah ekskul pasti sangat booming
seantero jagad Indonesia Raya. Ketika memasuki dunia perkuliahan, istilah
ekskul ngga lagi banyak dipake. Yang gw temukan di kampus gw adalah UKM, unit
kegiatan mahasiswa.
Idul Fitri kemarin, pada saat silaturahim ke saudara, gw
ditanya pertanyaan default yang udah gw hapalin jawabannya, “Dek Rahma udah
lulus kan? Pengen kerja dimana?” dan default jawaban gw adalah “Hihi (wajib
ketawa dulu sedikit), belum, insyaAllah bentar lagi. Ini lagi
tugas akhir.” Aih mirisnyaaa jawaban gw :|
Pertanyaan bernada menghakimi yang gw ngga suka adalah “Loh
ko bisa belum selesai? Pasti ikut banyak kegiatan ya. Dulu kan aksel masa
lulusnya telat.” Blah. Gw selalu memilih diam dan senyum doang. Diamnya gw
dilanjutkan dengan nasihat panjaaaang, tentang kewajiban IPK tinggi hampir
sempurna dan nggausah cape-cape ikutan banyak kegiatan kampus yang menyita
waktu belajar. Respon gw? Kalo lagi mood ya gw jelasin ini itu ini itu, kalo
lagi ngga mood, gw memilih diam, minum dan ngemil cemacem makanan di toples di
depan mata yang melambai-lambai 8)
Ke-tidaknyaman-an gw berujung dengan daftar pertanyaan
seputar kenapa harus aktif di kegiatan kemahasiswaan yang gw sebarin via
whatsapp ke temen-temen yang kegiatannya segambreng-gambreng di kampus.
Aktivis-aktivis kampus. Dari sekian banyak pertanyaan pembuka yang gw kirim,
cuma dua yang membalas dengan kooperatif hihi. Yang akan gw ceritakan di bawah
ini ngga lepas dari jawaban dan opini kedua sahabat yang berbaik hati gw ganggu
itu.
Aktif? Why of Why
Kenapa harus aktif di organisasi atau kepanitiaan? Well, as you all know, di kelas, yang diajarin adalah hardskill. Mata kuliah, praktikum, mata kuliah lagi, praktikum lagi, mata kuliah lagi. Ada memang tugas kelompok, atau tugas besar yang berkelompok tapi percaya sama gw, aktif di kegiatan non perkuliahan akan memberikan pengalaman yang lebih…..spektakuler! aih bukan cetarrr membahana because cetarrr membahana is too mainstream.
Pertama. Dengan aktif di kegiatan kemahasiswaan, jati diri
sedang dalam proses penemuannya. Banyak yang menyebut, masa kuliah adalah masa
pencarian jati diri. Nah! Pertanyaannya adalah gimana caranya jati diri bisa
ditemukan? Gw menyimpulkannya sesederhana ini: dengan aktif di berbagai
kegiatan kemahasiswaan, makin banyak hal baru yang akan kita temui, makin
banyak orang yang akan kita kenal, makin kita akan sadar akan potensi yang kita
punya. Kekuatan karakter kita akan dibentuk disini. Ketika berhadapan dengan
masalah, dengan orang lain yang ngga sepaham, dengan tekanan, kita “dipaksa”
mengeluarkan semua energi yang kita punya. Dari situ karakter bisa terbentuk,
potensi bisa diidentifikasi, itulah jati diri. Gw misalnya, ngga akan pernah
sadar kalo gw punya skill mem-persuasi orang kalo gw ngga pernah gabung di BEM
di kementrian Wirausaha. Bahkan mungkin gw juga ngga akan pernah sadar kalo gw
bisa jualan yang ternyata semenyenangkan itu kegiatan bernama jualan buat gw.
Basis Massa Pendidikan dan Kaderisasi BEM 2008 & LKOD. Betapa jadulnyaaa |
Kedua. The Power of Networking. Temen baik gw sejak SMA,
Mukti Widodo, yang sekarang aktif di BEM KM ITB dan Gamais ITB, dan entah
kegiatan apa lagi yang beliau tekuni sekarang; pernah cerita sama gw betapa
networking sangat memudahkan dia. Bisa ketemu menteri-menteri dan duduk satu
meja, bisa ketemu ini itu, semuanya dari
network yang dia punya selama jadi aktivis. Ngga sedikit juga cerita dapet
informasi lowongan kerja dari temen yang dulunya satu kepanitiaan, satu lab,
satu organisasi. Gw inget satu teori tentang networking, tapi gw lupa siapa
pencetusnya dan apa nama teorinya. Intinya, untuk mencapai semua hal yang kita
pengen, kita bisa memanfaatkan 6 level networking. Misal, gw pengen ketemu Shah
Rukh Khan yang tinggalnya di Mumbai nun jauh disana. Network level pertama
adalah temen gw yang punya orangtua kerja di tabloid, selanjutnya mari sebut
sebagai si A. A akan mengenalkan gw dengan orangtuanya yang kerja di tabloid
yaitu B. Dengan bantuan B, gw akan bertemu dengan C, sesama pekerja industri
tabloid di India. C yang kerja di salah satu tabloid di India ini sering nulis
liputan tentang Shah Rukh Khan, dan beliau kenal dengan D, orang yang sering
ngewawancarain The King Khan. Gw dikenalkan dengan D, dan gw minta tolong untuk
dijembatani untuk bertemu dengan Shah Rukh Khan. See, gw bahkan hanya
membutuhkan empat level networking untuk ketemu Shah Rukh Khan :brow . Hahaha tentu
praktiknya ngga segampang imajinasi ini. Gw cuma pengen ngasih contoh bahwa
kenalan dan networking memiliki peranan sepenting itu. Dan anyway, orang dengan
network yang bagus akan lebih pede kemana-mana, karena kenalannya dimana-mana.
Buat gw, mempesona gw definisikan sebagai sikap yang bersahaja ketika berbicara
dengan network-nya secara personal, santai ataupun serius.
Shakti 2009 & Wirausaha BEM 2009. See, time flies! |
Wirausaha BEM 2010 & Quizumba (now Luanda) Capoeira, oh that time I was the only girl in Quizumba IT Telkom whose corda yeaay! :mj |
BEM 2011, Bersama Berjuang Bersatu Memahami Menginspirasi! |
Pengen siih aktif,
tapiii……….
Ada istilah mahasiswa kupu-kupu, atau mahasiswa 3K (kuliah,
kantin, kosan). Ada juga istilah kura-kura (kuliah rapat kuliah rapat). Istilah
lain yang kurang popular adalah kumakan-makan (kuliah makan, makan lagi makan
lagi). Mana yang paling representative?
Keinginan aktif disana-sini kadang terbentur beberapa hal.
Misalnya larangan dari orang tua dan alasan nilai alias IPK. Gw ngga nemu
alasan lain untuk ngga aktif di kegiatan non akademik selain dua hal yang
sebenernya bisa disiasati ini.
Larangan orang tua dan IPK. Gw termasuk orang yang percaya,
restu orangtua akan mengantar pada kesuksesan. Kondisinya adalah, beberapa
orangtua masih memiliki mindset bahwa kuliah ya harus fokus kuliah aja, ngga
perlu cape-cape ikut kegiatan sana sini yang ujung-ujungnya menyita waktu
belajar dan bikin IPK turun. Langkah sederhana yang perlu dilakukan adalah deep
talk sama orangtua :)
Soal IPK, justru aktif di kegiatan kemahasiswaan bisa jadi
nilai plus. How come? Manfaatkan network! Kenalan yang lebih beragam bisa
menjadi sarana belajar. Ada yang jago programming, bisa minta ajarin. Ada yang
jago jaringan, bisa minta responsi cuma-cuma. Bukankah lebih enak minta
diajarin orang yang udah kita kenal? Hihi
Gw pribadi pernah bingung ngatur waktu karena aktif di banyak
organisasi dan kepanitiaan sekaligus. Alhamdulillah-nya, nilai ngga sampe turun
walaupun performa gw di kelas jadi turun drastis. Gw jadi tidur mulu di kelas,
ngga peduli kuliah jam berapa atau dosennya siapa, ngantuk ya tidur. Ajaibnya
kalo ditanya masih bisa jawab hihihi. Nah how to solve this problem? Make your
own schedule. Buat catatan kecil di hape atau notes tentang daftar hal yang
harus diselesaikan hari itu, masukkan juga target-target misal “Ngga tidur di
kelas sama sekali” :P
Orangtua? Ada beberapa tips untuk menyiasati ijin orangtua.
Pertama, ceritakan semuanya dengan detail. Kita sibuk di kegiatan apa,
ceritakan juga tentang teman-teman yang ada di dalamnya. Biasanya orangtua akan
lebih bisa menerima anaknya bergaul dengan orang-orang yang mereka tahu, jadi
ceritakan juga tentang siapa teman-teman kita. Masih bermasalah dengan ijin
orangtua? Janjikan prestasi. Di awal, janjikan bahwa aktif di organisasi atau
kepanitiaan tidak akan mengganggu akademis. Selanjutnya tunjukkan komitmen
untuk memenuhi janji itu. Sambil jalan, tunjukkan perubahan positif bahwa aktif
disana-sini memberikan dampak positif secara langsung misal lebih paham etika
berbicara, disiplin, dsb.
Gw punya pengalaman yang cukup berlika-liku dalam hal ijin
orangtua. Saat SMP gw aktif di OSIS, Pramuka, majalah sekolah, kepanitiaan dan
banyak lomba. Hampir semua gw ikutin. Drastis, di SMA gw cuma ikut ekskul Karya
Ilmiah Remaja karena ngga dibolehin ikut ekskul apapun saat itu sama guru BK,
berlaku untuk semua siswa aksel. Pffft.. Akhirnya, kuliah jadi kesempatan gw
untuk aktif disana-sini lagi. Awalnya orangtua mensyaratkan cumlaude which is minimal
3,5 dan gw setujui sebagai syarat boleh aktif di banyak kegiatan. Alhamdulillah,
niat baik mendapat jalan baik. Di awal-awal IP dengan patokan segitu masih di
tangan, seturun-turunnya masih di atas 3. Butuh usaha lebih ekstra memang,
kalau gw sekaliiii aja dapet IP di bawah 3, mungkin orantua gw langsung
mengeluarkan ultimatum gw ngga boleh aktif di kegiatan ini itu lagi. Terseok-seok,
iya! Kelabakan tiap mau kuis, lemburan SKS tiap ujian, tidur di kelas udah jadi
kegiatan rutin langganan. Tapi gw masih percaya niat baik pasti mendapat jalan
baik dan hasil akhir yang baik. Allah memberi terlalu banyak kemudahan dan
inspirasi. Dan anyway kalo gw ngga aktif di BEM, Capoeira, Himapur (Himpunan
Mahasiswa Purworejo), KPM (Korps Protokoler Mahasiswa), Lab Prodase, SHAKTI
(ospek fakultas Rekayasa Industri), PDKT dan beberapa kegiatan lainnya, gw ngga
akan jadi Rahma yang sekarang ini. People change, me as well. Dari 2008 ke
2012, orang-orang yang berbeda, pengalaman-pengalaman baru, tantangan dan
tekanan baru, inspirasi-inspirasi brilian, dan sahabat-sahabat terbaik semuanya
gw temukan dengan aktif di kegiatan-kegiatan itu ^_^
me and my labs |
Still not getting any
Well, so you’ve read this far and still not interested in joining
organization or being committee?
I just find one good reason for you to not to be active in
organization or being committee: you’re the oldest man in family who have to
take care of family’s financial. Kalau memang itu kondisinya, fokus kus kus
belajar di kelas dan cepat lulus adalah jalan terbaik. Tapi ngga menutup
kemungkinan aktif di lab juga, pengalaman organisasi dapet, ilmu dapet.
Jangan sia-siakan masa muda. Setiap detik tak akan pernah
terulang, dan mungkin kesempatan yang sama tak akan pernah datang. Gali potensi
dengan aktif di kegiatan kemahasiswaan! Aktif dululah, berkomentar kemudian. Gabung dululah, rasakan betapa addictive-nya join organisasi atau kepanitiaan! Gw bukan contoh teladan untuk hal ini karena nyatanya gw pun keteteran disana-sini, tapi justru keteteran bikin gw tambah penasaran, gimana caranya aktif di banyak tempat dan semuanya welldone. Sooooooo......
Quote dari seorang teman: “Serigala akan memangsa kambing
yang berjalan sendirian.”
So, have you decide which organization/committe to join?
PDKT 2012 <3 |
This post is written with love, to all Transformers 2012
that I proud the most. You, 2172 Transformers that hold the future of IT Telkom
and Indonesia.
p.s. all photos in this post are my own and credit goes to all whose this original photos taken by themselves. I also wholeheartedly say thanks to my two friends who gave me more insights to enrich this post, Tito Anugrah Perdana & Afdan Zamil. And also for all people I know, you all make me become what I am today, thank you thank you and thank you.