Gd C lantai 2,
10 April 2013, 09.30. Setahun yang lalu, rangkaian hari-hari ini adalah
rangkaian akhir proses rekruitasi Steering Committee PDKT 2012. Berniat mencari suatu file di Delia, gw menemukan file Essay Daftar SC PDKT 2012-Rahma Djati.docx. Aha! Lo tahu apa yang gw temukan! Here it is!
PDKT, Antara Pengenalan
dan Pemahaman, dari 2008 ke 2012
Rahma Djati K.
PDKT,
Pengenalan Dunia Kampus Telekomunikasi. Tidak pernah terbersit sebelumnya
singkatan ini akan melekat dekat. Sebelum Juli 2008, buatku, PDKT adalah
pendekatan. Itu saja. Seketika makna PDKT menjadi jauh lebih dalam ketika aku
menginjakkan kaki disini, di IT Telkom. Empat hari sarat makna, aku dipaksa
menelan berbagai materi yang sama sekali baru. Tentang kampus baruku IT Telkom,
tentang bagaimana menjadi mahasiswa, tentang hakikat menjadi mahasiswa, tentang
gambaran kuliah nanti, tentang berbagai banyak hal. Terlalu banyak hal. Dan
semua itu mengubahku. Sampai hari dimana aku mengikuti pra PDKT, aku masih
teramat sangat belum yakin dengan pilihanku untuk disini. Lalu apa yang
mengubah keyakinanku?
Director
PDKT kala itu, dan Presiden Mahasiswa IT Telkom 2008. Ya, mereka.
Orasi-orasi
singkat itu mengubahku. Seketika aku berpikir “Ya, ini pasti tempat terbaik
untukku. Aku bangga menjadi bagian dari kampus biru muda ini.” Sesederhana itu.
Dan
hampir empat tahun sudah momen itu berlalu walaupun masih lekat memang seperti
apa suasananya. Sebentar lagi, PDKT 2012 akan menyambut harapan-harapan baru
Indonesia, tunas bangsa dari kampus IT Telkom ini. Akan ada pula Rahma Rahma
selanjutnya, bukan, bukan karena Rahma adalah orang hebat yang akan muncul
penerusnya, bukan. Tapi akan ada pula orang-orang yang ragu-ragu dengan
keputusan untuk disini. Dan PDKT adalah peluang terbesar mengubah mindset
mereka.
Misi
utamaku dalam PDKT 2012 ini tidak sedangkal memperkenalkan kampus pada
mahasiswa baru. Ah, rasanya sekedar perkenalan saja sangat bisa dilakukan
dengan browsing. PDKT jauh lebih dari itu, jauh lebih dari sekedar perkenalan.
Yang ingin kubawa dalam PDKT 2012 adalah nilai-nilai. Nilai tentang kampus,
nilai tentang menjadi seorang mahasiswa, nilai tentang berkehidupan di
perantauan tanah Sunda, nilai tentang kepemilikan terhadap IT Telkom, dan nilai
tentang keyakinan atas diri sendiri disinergikan dengan IT Telkom. Kenapa aku
memilih membawa misi ini? Karena
nilai-nilai inilah yang akan membentuk mahasiswa IT Telkom sebagai generasi
yang tangguh, bangga dengan almamater dan bisa membawa nama baik IT Telkom.
Akan
kujelaskan satu persatu disini.
Nilai
tentang kampus. Apa yang terbayang? Ini bukan sekadar perkenalan struktur dan
sejarah kampus putih biru kita. Bukan hanya ceramah-ceramah atau
presentasi-presentasi, tapi penanaman paham pada mahasiswa baru akan IT Telkom.
Penjabaran visi, misi, sejarah, struktur dan atribut-atribut kampus akan
dibarengi dengan ajakan untuk merasa bersatu dengan kampus. Sinergi melahirkan
kekuatan tak terduga, seperti 1 yang bersinergi dengan 1 menghasilkan 11 atau
20, dan bukan sekedar 2. Sinergi mahasiswa baru dengan IT Telkom sangat bisa
dilakukan di tahap ini, sehingga mahasiswa bisa jauh lebih menghormati aturan
kampus. Contoh paling sederhana dan utama adalah larangan merokok yang
berpeluang ditaati 90% mahasiswa baru.
Nilai
tentang menjadi seorang mahasiswa. Ya, mahasiswa bukan siswa. Mahasiswa adalah
siswa yang maha. Kenapa di-maha-kan? Karena mahasiswa jauh lebih kompleks
daripada siswa. Tugas mahasiswa untuk memenuhi tridarma perguruan tinggi tidak
sesederhana tugas siswa untuk belajar dan menuntut ilmu saja. Mahasiswa adalah
agen perubahan. Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengabdian
kepada masyarakat dan melakukan riset selain melakukan pendalaman bidang
ilmunya. Pola pikir ini harus tertanam pada mahasiswa, sehingga akan terlahir
mahasiswa cerdas yang kritis pada keadaan sekeliling. Perluasan nilai-nilai ini
adalah mahasiswa terdorong untuk aktif di kegiatan kemahasiswaan, bukan
semata-mata mengejar TAK tapi karena mereka ingin mengeksplorasi diri mereka
lebih dalam untuk berkarya buat masyarakat, minimal sekeliling.
Nilai
tentang kehidupan perantauan di tanah Sunda. Ya, dimana tanah dijejak disitu
langit dijunjung. Darimanapun kita, tanah yang sekarang kita injak adalah tanah
Sunda dengan keunikan budayanya. Aku prihatin melihat kesenjangan antara
mahasiswa dengan warga hanya karena minimnya interaksi. Minim interaksi? Ya,
sebab utamanya adalah karena mahasiswa tidak merasa perlu mempelajari budaya
Sunda. Paling sederhana, kenapa ada mahasiswa yang lewat tanpa sekedar
ber-“punten”? karena mereka tidak cukup paham budaya Sunda. Aku selalu percaya,
kita tetap makhluk sosial, seberapa maha-pun kita mahasiswa. Simbiosis
mutualisme harus terjalin. Hubungan baik harus terjalin.
Nilai
tentang rasa kepemilikan atas kampus putih biru. Kenapa ini juga ku-usung?
Karena dengan rasa memiliki kita akan terpanggil untuk menjaga nama baik
almamater, berprestasi untuk membuktikan pada dunia bahwa almamater kita wajib
diperhitungkan, dan dengan rasa memiliki, cinta akan tumbuh lebih dalam. Dengan
rasa memiliki atas almamater, mahasiswa akan terdorong untuk lebih kenal dan
menginternalisasi budaya dan nilai-nilai IT Telkom.
Terakhir,
sinergi. Sinergi dari keyakinan pada diri sendiri dan IT Telkom. Materi ini
menurutku sangat wajib diberikan saat PDKT, karena PDKT adalah gerbang pertama
menjadi mahasiswa IT Telkom. Dengan adanya keyakinan pada diri sendiri yang
disinergikan dengan IT Telkom, mahasiswa bisa meng-align visinya. Tujuan pribadi diselaraskan dengan apa yang kampus
punya dan kampus bisa fasilitasi, lalu muncullah resolusi-resolusi dan
langkah-langkah konkret. Hasilnya? Voila! Mahasiswa IT Telkom yang berprestasi,
tidak hanya di sector akademik tapi juga di berbagai bidang lain, sosial
misalnya.
PDKT
harusnya bukan sekadar pengenalan tapi pemahaman, penanaman paham, yang dengan
itu, mereka yang tidak yakin menjadi yakin.
Aku
pernah mendengar keluhan dari para cleaning services saat gathering CS yang
diadakan kementrian Pengembangan Masyarakat BEM 2011 tentang mahasiswa 2010 dan
2011. Miris. Lupa sopan santun (atau malah tidak paham?), sebal sebul asap
rokok di kampus, buang sampah sembarangan. Mahasiswa padahal. Kaum intelektual
katanya. Seketika yang terlintas adalah, mungkin ini efek dari berbagai
kelonggaran PDKT. Bukan aku ingin PDKT yang keras dan terlalu mengatur, tapi
aku ingin PDKT yang lebih berkesan, yang nilai-nilainya bisa tersampaikan
dengan sempurna. Yang kalau ada yang bolos sehari, atau melewatkan acara karena
sakit dan harus ditangani medical team, penyesalan akan datang dengan
sendirinya.
Tidak
ada PDKT dalam PDKT? Nope! Sama sekali tidak setuju. Harus ada pendekatan dalam
PDKT, pendekatan antara mahasiswa baru dengan kampusnya, dengan seniornya,
dengan teman seangkatan seperjuangannya, dengan aturan dan budaya kampus,
dengan rasa memiliki atas almamater, dengan semangat juang mahasiswa, dengan
semangat berprestasi.
Dengan
segala ketersohoran PDKT, di tahun terakhir aku ingin menggenapkan pengabdian,
di PDKT. 3,5 tahun di BEM tanpa pernah berpaling ke Himpunan, aku masih awam
sebenarnya. Aku hanya bermodal keinginan, itu saja. Aku ingin membuat PDKT 2012
lebih berwarna, dengan warna yang ku dapat dari 3,5 tahun dipercaya menjalankan
amanah di BEM. Tidak align-kah? Tidak sama sekali. Karena PDKT adalah proses
pembentukan kader-kader mahasiswa unggulan IT Telkom, dan aku merasa BEM banyak
memberiku keunggulan tanpa membuatku merasa unggul.
Aku
ingin menggenapkan pengabdian. Dengan membuat mereka yang tidak yakin menjadi
yakin, dengan memperjuangkan pemahaman mereka atas nilai-nilai berkehidupan di
IT Telkom, dengan memfasilitasi talenta-talenta muda IT Telkom untuk lebih
tereksplor sebagai OC PDKT.
Dan berbekal essay itu, gw tergabung dalam tim dengan 14 makhluk-makhluk hebat ini. Alhamdulillah!
Dan berbekal essay itu, gw tergabung dalam tim dengan 14 makhluk-makhluk hebat ini. Alhamdulillah!
keren parah :))
ReplyDelete