Beberapa hari yang lalu, dalam sebuah chat dengan seorang
sahabat, gw terlibat obrolan yang cukup serius tapi cukup ngalor ngidul, sampai
pada akhirnya kami membahas soal teman dekat.
Oke, ini adalah teman dekat dalam arti sebenernya dan ga ada
arti kiasan apapun, pure teman dekat, bukan “teman dekat”. Kemarin, gw bilang
kalo definisi teman dekat gw adalah orang-orang yang selalu terpikir pertama
untuk dikasih tau sesuatu, diceritain banyak hal, dimintai tolong, dan bisa
dipercaya untuk diceritain rahasia. Kurang lebih begitu. Lalu dengan
sederhananya, sang sahabat gw itu mendefinisikan teman dekat sebagai
orang-orang yang sering bareng, yang bisa menerima dia apa adanya.
Oke, I miss something here. Ada yang terlewat.
Definisi gw atas mereka yang terpikir pertama untuk dikasih
tau sesuatu, diceritain banyak hal, dimintai tolong, dan bisa dipercaa untuk
diceritain rahasia, sebenernya bisa disederhanakan. Sama, mereka adalah
orang-orang yang bisa menerima gw apa adanya dan bisa gw percaya. Saat mereka bisa
menerima gw apa adanya, gw bisa menjadi diri sendiri tanpa embel-embel apapun,
gw menjadi Rahma Djati Kusuma sebagai pribadi yang utuh, tanpa terpengaruh
kuliah dimana, angkatan berapa, TAnya tentang apa #ups, ikut organisasi apa
aja, dsb. Di depan mereka, orang-orang ini, gw bisa ngupil dengan bebas lalu
ngelapin upilnya ke kaki karena ga ada tisu, di depan mereka, gw ga perlu
dandan dulu untuk ketemu, gw ga wajib mandi dulu untuk ketemu, dan gw ga perlu
jaga image karena mereka udah punya image atas diri gw, dengan segala
keapa-adaan gw.
Kedua, orang-orang ini juga adalah orang-orang yang bisa gw
percaya sehingga ketika gw menceritakan suatu rahasia, gw ga takut rahasia itu
bocor, ketika gw ada masalah dan gw cerita, mereka selalu bisa, paling engga,
mendengarkan untuk sekadar menenangkan, dan terkadang memberi saran.
Dengan dua hal tadi, gw merasa nyaman berada di antara
mereka. Gw merasa berharga. Maka setiap kata yang terucap adalah obrolan
berharga, dan bersama mereka tawa bukan hanya pelengkap percakapan tanpa makna.
Dan bersama mereka pula, sahabat-sahabat terdekat gw, waktu bisa terbunuh
dengan mudahnya. When I talking to you, I just feel.. I don’t know. I just
don’t want to stop.
sahabat sejati selalu dihati :)
ReplyDeletesenangnya punya sahabat yang awet gitu.. namanya cewek, wajar sih. hehehe
ReplyDeleteSeneng ya ada sahabat dekat di sekeliling kita. Bisa berbagi suka dan duka.
ReplyDeleteterkadang kita perlu menjadi orang lain agar mereka "mau" menerima kita. tapi sahabat, dia akan kehilangan kita ketika kita menjadi orang lain.
ReplyDeletei miss f*rting together with you sweetyyyy! LOL